William Tanuwijaya: Dari Penjaga Warnet Hingga Pemilik Tokopedia

Selasa, 12 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

William Tanuwijaya, Pendiri Marketplaces Tokopedia. Foto: Cici AI

William Tanuwijaya, Pendiri Marketplaces Tokopedia. Foto: Cici AI

SuaraBhinneka.id – Tokopedia, salah satu platform e-commerce (perdagangan elektronik) terbesar di Indonesia yang siapapun bisa membuka toko atau menjual produknya secara digital. Tokopedia sebagai perantara antara penjual dan pembeli, tempat aman dan praktis bertransaksi lewat internet.

Tokopedia adalah marketplace atau platform digital tempat berjualan (individu maupun perusahaan) dan memasarkannya. Tokopedia tidak menjual produk secara langsung, melainkan hanya menyediakan tempat berjualan.

Sejarah Singkat

  • Didirikan: Tahun 2009
  • Pendiri: William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison
  • Kantor pusat: Jakarta, Indonesia
  • Misi: Membangun ekosistem digital yang memberdayakan semua orang untuk mengembangkan bisnisnya.

Fitur Tokopedia

  • Toko Online: Siapa pun bisa membuat akun dan membuka toko gratis.
  • Produk Beragam: Menjual segala jenis barang, mulai kebutuhan sehari-hari, elektronik, pakaian, makanan, hingga tiket dan pulsa.
  • Pembayaran Digital: Mendukung metode pembayaran seperti transfer bank, e-wallet (OVO), kartu kredit, hingga bayar di tempat (COD).
  • Pengiriman: Bekerja sama dengan jasa ekspedisi seperti JNE, SiCepat, AnterAja, dan lainnya.
  • Tokopedia Seller & Tokopedia Mitra: Fitur khusus untuk pelaku usaha yang ingin memperluas bisnis, bahkan hingga ke warung-warung kecil.

Tokopedia Hari Ini

Tokopedia telah menjadi bagian dari Grup GoTo, hasil merger dengan Gojek 2021. Grup ini kuat dalam ekosistem digital Indonesia yang mencakup e-commerce, transportasi online, logistik, dan keuangan digital.

  • William Tanuwijaya: Dari Operator Warnet hingga CEO Tokopedia
  • Tanggal Lahir: 11 November 1981
  • Tempat Lahir: Pematang Siantar, Sumatera Utara
  • Jabatan: Pendiri dan CEO Tokopedia

Awal Kehidupan: Semangat dari Keluarga Sederhana

William Tanuwijaya lahir dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya menanamkan pentingnya pendidikan sebagai kunci sukses. Dorongan inilah yang menjadi fondasi William dalam menapaki perjalanan hidup dan kariernya.

Merantau ke Jakarta: Perjuangan Kuliah dan Bekerja

Setelah lulus SMA, William mengikuti saran ayah dan pamannya ke Jakarta kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus), jurusan Teknik Informatika.

Tantangan datang saat ayahnya jatuh sakit, kondisi ekonomi keluarga terguncang. Sebagai anak sulung, William menyelesaikan kuliahnya tanpa membebani keluarga. Menjadi operator warnet di malam hari, sementara siang hari kuliah.

Dari balik meja operator warnet itulah, William menyaksikan kekuatan internet. Ia melihat teknologi membuka peluang bagi siapa saja, dari mencari informasi hingga transaksi. Benih pemikiran ekosistem digital, tumbuh di benaknya.

Langkah Awal Karier dan Cikal Bakal Tokopedia

Setelah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Bina Nusantara (Binus) tahun 2003, William Tanuwijaya, mendalami dunia internet dan teknologi digital. Ia memulai karier profesionalnya di sejumlah perusahaan IT.

Baca Juga  Dari Lensa ke Layar: Transformasi Kamera dalam Sejarah Peradaban

William sempat bergabung di berbagai perusahaan berikut:

  • PT Boleh Net Indonesia: perusahaan pengembang game, tempat ia bekerja selama 4 bulan.
  • Signet: Bekerja selama 9 bulan, mengembangkan keahlian teknis dan pemrograman.
  • PT Sqiva Sistem: bekerja sebagai software developer hingga Maret 2005.
  • PT Indocom Mediatama: menjabat sebagai tenaga IT dan Business Development Manager dua tahun.

Mimpi Besar: Membangun Tokopedia

Dari berbagai pengalaman, William semakin memahami internet punya kekuatan mengubah sistem jual beli di Indonesia. Ia melihat, akses perdagangan digital membuka peluang bagi siapa saja, termasuk pelaku UMKM dan masyarakat di daerah terpencil.

Tahun 2007, ide besar itu mulai diwujudkan. William merancang sebuah platform berkonsep “mal online”, yang diberi nama Tokopedia. Ia mengajak sahabat sekaligus rekan kerjanya, Leontinus Alpha Edison, membangun platform yang menghubungkan penjual dan pembeli  gratis, tanpa batasan jarak dan modal.

Namun, perjalanan menuju mimpi itu banyak rintangan. William sempat ditolak beberapa kali saat mengajak atau menawarkan usahanya ke sejumlah investor. Mengingat, latar belakang William bukan pebisnis, ditambah minimnya koneksi di ekosistem startup.

Di tengah perjuangan mencari pendann, cobaan pribadi datang. Ayahnya divonis kanker. William berada di persimpangan sulit: pulang ke kampung halaman merawat sang ayah, atau bertahan di Jakarta demi memperjuangkan cita-cita.

Sebagai tulang punggung keluarga, keputusan ini menjadi ujian terberat dalam hidupnya. Meski berat, tekadnya mewujudkan Tokopedia tak pernah goyah. Dua tahun berjuang meyakinkan berbagai pihak, hingga akhirnya, salah satu mantan atasannya memberi modal awal.

Kesuksesan Tokopedia: Dari Startup Kecil hingga Unicorn Kelas Dunia

Tokopedia resmi diluncurkan 6 Februari 2009. Di tengah kondisi infrastruktur digital Indonesia yang masih berkembang saat itu. Platform ini hadir dengan misi besar: memberdayakan masyarakat Indonesia melalui internet, terutama para pelaku usaha kecil dan menengah.

Bulan pertama peluncurannya, Tokopedia menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang menjanjikan. Dalam 30 hari pertama, 509 penjual telah bergabung, 4.560 anggota terdaftar, dan  transaksi mencapai sekitar Rp 3,3 juta.

Perkembangan Pesat Tokopedia

Tokopedia terus berkembang secara eksponensial dari tahun ke tahun. Satu tahun setelah peluncuran (2010) yang bergabung ke Tokopedia 4.659 penjual, 44.785 pengguna terdaftar dan Nilai transaksi Rp 5,95 miliar

Awal tahun 2017:

  • Lebih dari 40 juta produk dijual ibuan pelapak
  • Memiliki sekitar 12 juta pengguna aktif
  • Mencatatkan omzet hingga Rp 1 triliun

Kepercayaan masyarakat terhadap Tokopedia tidak hanya datang dari pengguna, tapi juga dari para investor global.

Pendanaan Besar: Investasi Rp 14 Triliun

Baca Juga  Steve Jobs: Pendiri Apple yang Mengubah Cara Berfikir, Bekerja dan Menikmati Hiburan

Tanggal 17 Agustus 2017, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Tokopedia mencetak sejarah penting. Perusahaan ini mendapatkan suntikan dana sebesar USD 1,1 miliar (sekitar Rp 14 triliun) dari sejumlah investor besar seperti:

SoftBank Group, East Ventures, dan CyberAgent Ventures. Dana tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan, seperti Program gratis ongkir, Cashback, Peningkatan strategi pemasaran, Penguatan teknologi dan infrastruktur aplikasi

Investasi besar ini semakin memperkuat posisi Tokopedia sebagai salah satu startup teknologi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu “unicorn” pertama di Indonesia, startup dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.

Kesuksesan Tokopedia menjadi bukti nyata teknologi menjadi alat pemberdayaan masyarakat. Visi William Tanuwijaya yang sejak awal ingin membuat “kesempatan yang sama bagi siapa saja, di mana saja” kini menjadi kenyataan dan dirasakan jutaan orang di seluruh Indonesia.

Valuasi dan Status Unicorn

Tokopedia menyandang status unicorn di 2018, setelah memperoleh pendanaan besar dari SoftBank dan Alibaba dengan valuasi sekitar USD 7 miliar. Status ini menegaskan posisinya sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.

Desember 2023, terjadi perubahan besar dalam kepemilikan. ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengakuisisi 75% saham Tokopedia senilai USD 1,5 miliar (sekitar Rp 23,4 triliun). Nilai saham yang diambil alih tersebut menempatkan valuasi Tokopedia kisaran miliaran dolar.

Hingga Juli 2025, Tokopedia masih mempertahankan statusnya sebagai unicorn, dengan nilai perusahaan di kisaran USD 1–7 miliar.

Status dan Kepemilikan Saat Ini

Tokopedia kini beroperasi sebagai anak perusahaan ByteDance/TikTok yang menguasai 75% saham, sementara 25% sisanya dimiliki oleh GoTo.

Meski tidak lagi menjadi unicorn independen, Tokopedia tetap termasuk dalam jajaran startup dengan valuasi di atas USD 1 miliar, salah satu pemain kunci dalam ekosistem e-commerce Indonesia.

Tren dan Tantangan Terkini

Dampak Akuisisi TikTok terhadap Valuasi

Akuisisi oleh TikTok Desember 2023 menandai perubahan Tokopedia. ByteDance memperoleh 75% saham hanya dengan nilai sekitar USD 1,5 miliar, jauh lebih rendah dibanding valuasi puncak sebesar USD 7 miliar pada 2018.

Sejumlah investor dan konsultan menilai, Tokopedia masih masuk kategori unicorn, meski kini berada di ujung bawah kisaran valuasi tersebut. Penurunan nilai ini mencerminkan tantangan ketat di sektor e-commerce Indonesia, termasuk persaingan harga, biaya logistik, dan pasar.

Dengan kepemilikan mayoritas di tangan ByteDance, Tokopedia kini menjadi bagian dari strategi ekspansi TikTok di Indonesia. Mengintegrasikan e-commerce Tokopedia dengan TikTok Shop untuk memperkuat posisi di pasar digital tanah air.

Berikut adalah ringkasan Tokopedia saat ini (2025):

  1. Akuisisi oleh TikTok (ByteDance)
Baca Juga  Alfamart Didirikan Djoko Susanto Dari Toko Kelontong

Pada Januari 2024, TikTok melalui induk perusahaannya ByteDance resmi menyelesaikan akuisisi 75,01% saham Tokopedia dari GoTo dengan nilai sekitar USD 840 juta.

Langkah ini memperkuat strategi integrasi antara TikTok Shop dan Tokopedia, sekaligus memberi ByteDance kendali mayoritas atas salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.

Pada 18 Juni 2025, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memberi persetujuan bersyarat terhadap akuisisi ini. Syarat-syarat tersebut meliputi:

  • Menjaga keterbukaan sistem pembayaran dan logistik bagi seluruh penjual.
  • Mencegah praktik predatory pricing yang dapat merugikan pesaing.
  • Pengawasan KPPU akan berlangsung hingga 17 Juni 2027 untuk memastikan persaingan tetap sehat di sektor e-commerce Indonesia.
  1. Dampak Terhadap Penjual

Pasca-akuisisi, terjadi penurunan visibilitas produk dan penurunan pendapatan. Perubahan ini dipengaruhi penyesuaian algoritma platform yang kini lebih mengutamakan konten bergaya TikTok, mengandalkan video singkat dan interaksi langsung dengan pembeli.

Akibatnya, banyak penjual harus meningkatkan biaya iklan untuk mempertahankan eksposur produk. Bagi sebagian pelaku usaha, beban biaya ini dianggap terlalu tinggi, sehingga mendorong beralih ke platform e-commerce lain yang dianggap lebih menguntungkan.

  1. Kinerja dan Keuangan GoTo (Induk Tokopedia)

Pada kuartal I 2025, GoTo, induk usaha Tokopedia mencatat pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) dan pendapatan bersih, sekaligus berhasil membukukan arus kas operasional positif.

Sepanjang tahun 2024, GoTo mencetak laba operasional pertama sebesar Rp 327 miliar, membalikkan kondisi dari kerugian tahun sebelumnya. Kinerja ini menunjukkan efektivitas strategi efisiensi biaya dan peningkatan monetisasi platform.

Untuk tahun 2025, EBITDA GoTo diproyeksikan tumbuh di kisaran Rp 1,4–1,6 triliun, mencerminkan optimisme terhadap keberlanjutan pertumbuhan bisnis meski menghadapi persaingan ketat di sektor e-commerce dan layanan digital.

4. Restrukturisasi Internal

Juni 2024, Tokopedia melakukan efisiensi,  merumahkan sekitar 70 karyawan sebagai bagian dari penyesuaian struktur organisasi. Memasuki Mei–Juni 2025, GoTo, induk Tokopedia, Melakukan rotasi pada dijajaran Direksi dan Komisaris untuk memperkuat strategi bisnis pasca-akuisisi oleh ByteDance.

Pada periode yang sama, manajemen GoTo menyetujui program pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai hingga USD 200 juta, yang bertujuan meningkatkan kepercayaan investor dan menjaga stabilitas harga saham.

Kesimpulan

Thun 2025, Tokopedia di bawah kendali TikTok (ByteDance). Platform ini menghadapi tantangan, yakni menurunnya pendapatan penjual dan aturan pajak e-commerce baru. Meski begitu, Tokopedia tetap pemain kunci di pasar digital Indonesia.

Dukungan modal ByteDance dan pemulihan kinerja keuangan GoTo memberi peluang bagi Tokopedia untuk bertahan dan beradaptasi di tengah persaingan yang semakin ketat.***

Penulis : Agus Purwoko

Editor : Gusmo

Sumber Berita: Berbagai Sumber

Berita Terkait

Samsung Galaxy A33 5G: Spesifikasi, Fitur, dan Harga Ringan
Alfamart Didirikan Djoko Susanto Dari Toko Kelontong
Indomaret, Pelopor Bisnis Waralaba di Indonesia Didirikan Anthoni Salim
Android: Sistem Operasi Bikinan Empat Jenius, Diakuisisi Google
Perjalanan Google, Dari Kesalahan Ketik Hingga ada di Puncak
Dari Lensa ke Layar: Transformasi Kamera dalam Sejarah Peradaban
Penemu Copy Paste Sejarah dan Fungsinya, Pernah Kerja di Apple
WiFi, Sejarah dan Fakta: Penemunya Aktris Cantik Hollywood

Berita Terkait

Senin, 18 Agustus 2025 - 18:27

Samsung Galaxy A33 5G: Spesifikasi, Fitur, dan Harga Ringan

Selasa, 12 Agustus 2025 - 09:24

Alfamart Didirikan Djoko Susanto Dari Toko Kelontong

Selasa, 12 Agustus 2025 - 09:13

William Tanuwijaya: Dari Penjaga Warnet Hingga Pemilik Tokopedia

Selasa, 12 Agustus 2025 - 09:05

Indomaret, Pelopor Bisnis Waralaba di Indonesia Didirikan Anthoni Salim

Selasa, 22 Juli 2025 - 08:19

Android: Sistem Operasi Bikinan Empat Jenius, Diakuisisi Google

Berita Terbaru