SuraBhinneka.id (Kota Probolinggo) – DPD Partai Golkar Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu 4 Oktober 2025 besuk siang, akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Gedung Kanaya, jalan dr Soutomo, pukul 15.30 WIB.
Musda yang ke 11 itu salah satunya beragenda pemilihan ketua DPD Partai Golkar Kota Probolinggo, periode 2025-2030. Sudah dapat dipastikan, calon yang akan terpilih nantinya, Fernanda Zulkarnain, ketua DPD Golkar sebelumnya.
Kepastian itu diketahui, di Kantor DPD Partai Golkar, Jalan Mastrip, Kedopok, kota setempat. Saat berlangsung pendaftaran calon ketua, Jumat, 3 September 2025 siang. Dimana pria yang biasa disapa Fernanda itu, mengantongi 8 dukungan dari, 10 suara yang diperebutkan.
Sedang Amir Mahmud, yang turut mendaftar calon ketua, tidak lolos. Pria yang saat ini anggota DPRD dari Fraksi Partai Golkar ini, tidak mendapat dukungan sama sekali. Dengan demikian, pendaftarannya ditolak, sehingga tidak bisa melenggang ke tahapan berikutnya.
Satu-satunya calon yang akan dipilih di Musda Sabtu besuk, adalah Fernanda. Karena itu, mantan ketua DPRD Kota Probolinggo, akan terpilih aklamasi. “Insya-Allah, karena calon yang lolos hanya satu orang. Musdanya Sabtu besuk,” ungkap Shinta Dwi Laksmi Kusumawardani, Starring Commite (SC) atau ketua Musda.
Shinta yang saat ini menjabat ketua DPRD Kota Probolinggo ini menyebut, ada dua kader partai Golkar yang mendaftar, yakni Gfernanda dan Amir Mahmud. Namun, dari dua pendaftar itu, hanya satu calon ketua yang bisa ikut ke tahapan berikutnya, yakni Fernanda.
Sedang Amir Mahmud kandas atau tereliminasi, lantaran ada beberapa persyaratan yang tidak dipenuhi. Shinta kemudian menjelaskan persyaratan agar lolos sebagai calon ketua DPD Partai Golkar. Di antaranya, aktif menjadi pengurus Partai Golkar sekurang-kurangnya 1 periode atau pernah menjadi pengurus organisassi pendiri dan yang didirikan Partai Golkar.
Selanjutnya, berpendidikan minimal D3 atau setara. Memiliki dedikasi, prestasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela. Memiliki kapabilitas dan akseptabilitas, tidak pernah terlibat G30S PKI, Lulus pendidikan dan latihan kader yang diselenggarakan Partai Golkar.
Berdomisili di wilayah setempat, didukung sekurang-kurangnya 30 persen dari pemegang hak suara yang dibuktikan dengan surat pernyataan dukungan, bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam partai.
Apabila ada bakal calon yang ingin mencalonkan diri sebagai calon ketua, tetapi tidak memenuhi kriteria dan persyaratan seperti yang kami sebutkan, maka yang bersangkutan harus mendapat persetujuan dari ketua umum DPP Partai Golkar,” jelas Shinta
Shinta kemudian menyebut, kalau yang diperebutkan pada musda nanti sebanyak 10 suara. Satu suara dari DPD Provinsi, DPD Partai Golkar Kota Probolinggo demisioner, Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kota Probolinggo, organisasi sayap AMPG dan KPPG.
Satu suara dari Pimpinan daerah ormas pendiri dan yang didirikan Partai Golkar, yaitu Soksi, Kosgoro, MKGR, AMPI, MDI, HWK Al Hidayah dan Satuan Karya Ulama Indonesia Kota Probolinggo. Sedang Pimpinan kecamatan (PK) masing-masing satu suara, yakni PK Wonoasih, Kademangan, Mayangan, Kedopok dan PK Kanigaran.
“Jadi setelah kami croscek secara adminitrasi dan Faktual, Fernanda mengantongi 8 suara atau 80 persen dukungan. Ya, pasti lolos. Kan syaratnya untuk maju ke tahapan berikutnya (Musda) hanya 30 persen,” pungkas Shinta, sebelum meninggalkan lokasi pendaftaran.
Ditempat yang sama, Ketua DPD Partai Golkar Kota Probolinggo domisioner Fernanda mengatakan, kalau dirinya sudah mengantongi dukungan 8 suara alias 80 persen. “Soal kepastian siapa yang terpilih ketua Golkar, ya tunggu besuk lah. Insya Allah,” ujar Fernanda sambil tersenyum.
Saat ditanya Golkar ke depan, Fernanda enggan menjawab. Yang penting bagi dirinya Musda berlangsung aman dan lancar serta Guyub. Dalam kesempatan itu, ia berharap partai Golkar tetap solid, rukun. “Insya Allah Golkar ke depan akan lebih baik,” pungkas pria lulusan Amerika ini.***
Penulis : Agus Purwoko
Editor : Gusmo
Sumber Berita: Liputan