Danau Taman Hidup terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan berada dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Gunung Argopuro. Danau ini berada pada ketinggian sekitar 1.900 hingga 1.980 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Satu-satunya danau alami di jalur pendakian Gunung Argopuro, Danau Taman Hidup menjadi ikon yang selalu dikunjungi para pendaki karena keindahan dan keunikan suasananya.
Asal Usul Geologi & Keunikan Alam
Danau Taman Hidup terbentuk dari kawah vulkanik bertipe maar, hasil letusan freatomagmatik, yakni interaksi antara magma dan air tanah yang menghasilkan letusan eksplosif. Kawah kemudian terisi air hujan dan mata air alami dari perbukitan, hingga membentuk danau permanen.
Danau Taman Hidup luasnya sekitar 11 hektare, dan dikelilingi lahan rawa seluas kurang lebih 4 hektare. Lingkungan sekitarnya asri, berupa padang ilalang luas, serta kawasan hutan hujan tropis alami.
Di area hutan tumbuh beragam flora khas dataran tinggi, seperti pohon Jamuju, pohon oleng, serta berbagai anggrek liar dan tanaman herbal. Keanekaragaman hayati ini menjadikan Danau Taman Hidup, salah satu kawasan ekosistem dalam konservasi alam Gunung Argopuro.
Dua Jalur Utama Menuju Danau Taman Hidup
Pendakian menuju Danau Taman Hidup dapat ditempuh melalui dua jalur:
Melalui Desa Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo
Jalur ini rute tersingkat dan paling sering digunakan, terutama bagi pendaki yang hanya ingin menjelajahi Danau Taman Hidup tanpa melanjutkan ke puncak Argopuro. Medannya cukup menanjak dan menantang, namun lebih cepat dijangkau dibanding jalur lain.
Melalui atau Via Desa Baderan, Kabupaten Situbondo
Jalur ini dikenal lebih panjang dan menguras tenaga, cocok bagi pendaki yang ingin menyelesaikan jalur lintas Argopuro penuh (traverse). Rute ini dipilih pendaki berpengalaman yang ingin menikmati pesona Gunung Argopuro.
Fasilitas & Suasana Mistis di Danau Taman Hidup
Di tepian Danau Taman Hidup, terdapat sebuah dermaga kayu tua dan anjungan beratap sederhan, tempat yang dijadikan lokasi beristirahat sekaligus spot berfoto. Dari sini, pendaki dapat menikmati lanskap menawan, berupa padang ilalang, pepohonan tua, dan pemandangan pegunungan berkabut.
Area danau ini menjadi sumber air alami bagi para pendaki. Airnya jernih dan segar, bisa dipakai memasak atau isi ulang air yang hampir habis. Di sela-sela waktu santai, pendaki diperbolehkan mancing ikan tawar yang hidup di danau.
Lebih dari sekadar tempat beristirahat, Danau Taman Hidup menyimpan kisah legenda. Konon, danau ini tempat permandian Dewi Rengganis, putri cantik dari Kerajaan Majapahit, bersama para dayangnya. Karena itu, masyarakat sekitar menganggapnya sebagai tempat sakral.
Pendaki dihimbau untuk menjaga sopan santun dan menghormati tempat tersebut. Sebab, menurut kepercayaan setempat, jika melakukan hal tidak pantas atau ceroboh, pendaki “diperingatkan” oleh alam melalui kabut tebal yang datang tiba-tiba, hujan deras, bahkan bisa-bisa tersesat.
Tips Penting Pendaki
Pendaki disarankan tiba di Danau Taman Hidup sebelum malam hari tiba. Selain menghindari kabut tebal dan hawa mistis, kondisi medan lebih berisiko saat gelap. Untuk berkemah, lokasi yang aman dan nyaman adalah di area padang ilalang yang lapang dan terbuka.
Jangan mendirikan tenda tepat di dermaga atau terlalu dekat dengan bibir danau, demi keamanan dan menghormati kepercayaan lokal. Perlu diketahui, di sekitar Danau Taman Hidup tidak tersedia fasilitas warung, toilet, atau sewa perlengkapan.
Oleh karena itu, seluruh logistik dan peralatan pendakian harus dipersiapkan sebelum perjalanan. Kesiapan fisik, perlengkapan tenda, bahan makanan, dan pencahayaan yang cukup, diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan selama bermalam di alam terbuka.
Perjalanan Menuju Danau Taman Hidup: Antara Tantangan dan Keindahan
Sebelum memulai pendakian, setiap pendaki wajib mempersiapkan logistik, fisik yang prima, serta perlengkapan mendaki. Jalur menuju Danau Taman Hidup cukup menanjak dan menantang. Beberapa spot medannya ekstrem, seperti tangga alami dari akar dan batu. Karena itu, stamina yang fit menjadi syarat mutlak.
Meski medan menanjak menguras tenaga, keindahan sepanjang jalur tak membuatnya capek. Pendaki akan melewati vegetasi khas pegunungan dan perkebunan milik warga yang ditanami kopi, kubis, dan sayuran dataran tinggi. Suhu di jalur ini relatif hangat, dan keringat akan membasahi tubuh saat melintasi areal terbuka.
Setelah melewati perkebunan, pendaki memasuki kawasan hutan yang rindang dan sejuk. Di sinilah suhu tubuh turun drastis. Jika kondisi fisik kurang bugar, bisa saja muncul panas-dingin. Hutan ini dikenal sebagai hutan damar, dengan pohon tinggi yang rapat dan membatasi sinar matahari.
Untungnya, jalur di hutan damar ini cukup landai, sehingga dianggap sebagai “bonus” oleh para pendaki.Perjalanan berlanjut ke kawasan hutan alami yang lebih luas dan bervariasi. Di sini, terdapat pohon-pohon tua berdiameter hingga 2 meter, yang menunjukkan betapa alaminya kawasan ini.
Tanda Telah Dekat: Plang Suaka Margasatwa Dataran Tinggi
Kalau pendaki sudah sampai di tanah lapang kecil, akan melihat tanda plang bertuliskan “Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi” yang dipasang Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
Bila plang ini sudah terlihat, Danau Taman Hidup tinggal 300 meter lagi ke arah timur. Jalurnya datar dan mudah dilalui. Sesampainya di danau, pendaki disambut lanskap menawan, air danau yang tenang dan jernih, dikelilingi pepohonan lebat dan bukit hijau.
Legenda dan Kesakralan Danau Taman Hidup
Danau ini menyimpan sejarah dan spiritual. Masyarakat setempat meyakini, kalau Danau Taman Hidup, tempat Dewi Rengganis, putri cantik dari Kerajaan Majapahit, mandi dan bermain bersama para dayangnya.
Karena itulah, danau ini dianggap tempat sakral. Namun, selama pendaki menjaga sikap dan tidak melakukan tindakan negatif, tak perlu khawatir akan hal-hal mistis. Air danau berasal dari sumber air perbukitan di sekitarnya, dan di atas permukaannya tumbuh tanaman rawa.
Di tepian danau, terdapat anjungan kayu beratap sederhana. Di tempat ini pendaki bisa berteduh sambil menikmati panorama eksotik berlatar perbukitan. Pendaki juga diperbolehkan memancing ikan tawar di danau.
Tips dan Etika Pendakian
Jika Sahabat Bhinneka berniat menjelajahi Gunung Argopuro dan Danau Taman Hidup, persiapkan fisik dan mental. Ikuti prosedur pendakian yang ditetapkan oleh pengelola taman konservasi, dan jaga etika selama berada di alam.
Gunung Argopuro bukan hanya tentang tantangan ekstrem, tapi juga tentang menghargai dan menyatu dengan alam. Maka, nikmatilah setiap langkah, dan rasakan keajaiban yang ditawarkan, Danau Taman Hidup, permata tersembunyi di jantung pegunungan Jawa Timur,***
Penulis : Agus Purwoko
Editor : Gusmo
Sumber Berita: Berbagai Sumber