SuaraBhinneka.id (Kota Probolinggo) – Banggar DPRD Kota Probolinggo, Jawa Timur, merekomendasi, agar pungutan parkir di Kolam Renang TRA disetor. Sehingga masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk retribusi parkir
Tak hanya itu, Banggar DPRD juga meminta Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata (Dispobpar) anggaran untuk sarana dan prasarana (Sarpas) Lapangan Wonoasih sebesar Rp150 juta, ditambah. Begitu juga dengan anggaran Support Lomba Burung Merpati Pos Rp100 juta, ditambah.
Menanggapi hal tersebut, kepala Dispopar Rahmat Deta Antariksa, akan segera melaksanakan saran dan rekomendasi Banggar DPRD. Pihaknya akan menerapkan atau memberlakukan restribusi parkir, yang hasilnya nanti akan disetor ke pemkot dalam hal ini Bagian Keuangan.
Mantan kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ini berterusterang, kalau selama ini hasil pungutan parkir, apa katanya petugas yang ada di lapangan. Mengingat, hasilnya tidak seberapa, lantaran kolam yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan ini, sepi pengunjung.
“Ya, secepatnya restribusi parkir akan kami berlakukan. Sebelumnya memang tidak masuk ke PAD, untuk petugas di lapangan. Sampaian tahu sendiri kan, TRA tidak begitu ramai. Hanya Sabtu dan Minggu, agak ramai,” jelas Deta, Selasa, 16 September 2025 pagi.
Malahan, dalam sesi wawancara konfirmasi itu, Deta akan menyerahkan pengelolaan TRA (Taman Rekreasi Anak) ke pihak tiga. Dengan catatan kalau ada yang tertarik dan kepingin mengelola tempat rekreasi yang dimaksud.
“Tolong sampaikan ke masyarakat, barangkali ada yang kepingin atau mau mengelola. Ajukan proposal penawarannya ke kami. Tentunya sudah melakukan survei lapangan sebelumnya, agar pihak ketiga tidak rugi,” kata Deta.
Tentang tambahan dana untuk sarpas Lapangan Wonoasih, Deta belum bisa memastikan. Pihaknya masih akan menghitung ulang kebutuhan pastinya. Apakah anggaran Rp150 juta itu cuku atau tidak, pria yang tinggal di Kelurahan Kanigaran ini, belum bisa menjawab.
Yang pasti, dana Rp150 juta yang diajukan dalam KUA-PPAS tahun 2026 untuk membanguna pagar lapangan. Saat ditanya apakah anggaran sebesar itu cukup untuk biaya bangun pagar keliling lapangan, Deta mengaku, belum tahu.
“Ya, kita bangun sesuai anggaran yang ada. Kalau tidak cukup, tahun depan kita ajukan lagi. Kalau hanya cukup untuk membangun satu atau dua sisi lapangan, kita hentikan. Tahun depan kita lanjutkan di sisi yang belum dipahgar,” imbuhnya.
Mengenai anggaran Support Lomba Burung Merpati Pos sebesar Rp100 juta, dibenarkan oleh Rahmadeta. Menurutnya uang tersebut untuk komunitas peternak dan penghobi merpati pos, bukan untuk merpati balap.
“Itu loh, untuk lomba merpati pos yang dilepas. Merpati yang lebih dulu pulang ke rumah atau kandang alias paguponnya, itu yang menang. Bukan merpati balap atau ando’an,” tandas Deta.
Pihkanya mensupport anggaran sebanyak itu, berdasarkan pengajuan komunitas Merpati Pos. Saat ditanya, apakah komunitas lain bisa melakukan hal yang sama? Deta menjawab, siapapun atau komunitas apapun, yang mengajukan anggran melalui proposal, akan dilayani.
“Kami tidak menganak-emaskan komunitas merpati. Monggo komunitas apapun, bisa mengajukan. Misalnya komunitas ikan lohan, monggo silahkan. Yang penting leading sektornya kamu,” pungkas Deta.***
Penulis : Agus Purwoko
Editor : Gusmo
Sumber Berita: Liputan
