VW Kodok Biru Bandyk Soetrisno: Teman Setia di Masa Pensiun

Jumat, 29 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandyk Soetrisno, bersama  dengan VW Kodok kesayangannya. Foto: suryabhinneka.id

Bandyk Soetrisno, bersama dengan VW Kodok kesayangannya. Foto: suryabhinneka.id

SuaraBhinneka.id – Memiliki mobil klasik bukan sekadar hobi. Bagi sebagian orang, simbol prestise, kebanggaan, bahkan bagian dari perjalanan hidup. Begitulah yang dirasakan Bandyk Sutrisno, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) sekaligus mantan Wakil Wali Kota Probolinggo periode 2009-2014. Mobil klasik kesayangannya, adalah Volkswagen (VW) Kodok berkelir biru tosca.

Kamis, 28 Agustus 2025 pagi, Bandyk yang kini berusia 74 tahun, terlihat di Lapangan Tenis Bromo, Jalan AIS Nasution, Kota Probolinggo. Seusai bermain tenis, ia sempat menceritakan kisah mobil tuanya itu kepada sejumlah wartawan. Dengan senyum bangga, ia menyebut mobil ini bukan sekadar koleksi, melainkan kendaraan yang setia menemaninya sejak memasuki masa pensiun pada 2009 silam.

“Ini jadi kendaraan sehari-hari saya di masa pensiun. Dipakai ke lapangan tenis, jalan-jalan bersama keluarga, sampai kegiatan kesenian dan sosial,” ujarnya sambil menatap bodi mobilnya yang kinclong.

Kecintaan Bandyk terhadap VW Kodok bermula pada tahun 2000, saat ia masih bertugas di Dinas Pendapatan Daerah (kini BPKD) Kota Probolinggo. Saat itu, ia sering melihat orang lain mengendarai VW Kodok dan langsung jatuh hati pada keunikannya. Hingga akhirnya, ia membeli kendaraan impiannya di kampung kelahirannya, Sidoarjo, ia membeli mobil keluaran 1979 itu seharga Rp26 juta.

“Dulu sering memperhatikan VW milik orang lain. Akhirnya saya beli sendiri di Sidoarjo, kebetulan kampung halaman saya. Saya kan kelahiran Sidoarjo,” kenangnya.

Baca Juga  Wawali Ina Dwi Lestari, Dorong KKMP Manfaatkan Teknologi dan Modal Bang Himbara

Kondisi mobil waktu itu tidak sekinclong sekarang. Karena keterbatasan dana, Bandyk merestorasi mobilnya secara bertahap: mengganti roda, mengecat ulang, memperbaiki jok, hingga menata interior. “Ya bertahap lah, tidak sekaligus. Yang penting diperbaiki dulu yang paling dibutuhkan,” ujarnya.

Kini, hampir seluruh bagian mobil tetap orisinal, mulai dari bodi, mesin, hingga interior. Hanya velg yang diganti. Tawaran Rp150 juta pun pernah datang untuk membelinya, namun dengan tegas ia menolak. “Tidak dijual. Saya memang suka, jadi tidak ada harganya,” kata Bandyk.

Bandyk menepis anggapan bahwa merawat mobil klasik selalu mahal. Menurutnya, biaya perawatan rutin justru cukup ringan. “Kadang cuma Rp70 ribu atau Rp100 ribu, kecuali kalau ganti sparepart. Itu pun bengkel langganan saya di Jalan Semeru. Mobil ini belum pernah rusak berat,” ujarnya.

Sejak memiliki VW Kodok, Bandyk dipercaya menjadi ketua komunitas pecinta VW Probolinggo. Komunitas ini beranggotakan 22 orang, meski yang aktif hanya sekitar delapan. Dari tahun 2000 hingga kini, ia masih memimpin komunitas tersebut.

Kehidupan sosialnya pun semakin berwarna. Anggota komunitas berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari montir hingga seniman. Touring menjadi kegiatan rutin mereka, dengan perjalanan terjauh sampai ke Yogyakarta dan Bali. “Mobil saya pernah ke Jogja dan Bali, tidak ada masalah di jalan. Untung ada anggota yang profesinya bengkel, jadi selalu siap,” tutupnya sambil tertawa kecil.

Baca Juga  Dua Sepeda Motor Adu Banteng, Kendarai Motor Tanpa Pelat Nomor dan Zig-zag

Bagi Bandyk Sutrisno, VW Kodok biru kesayangannya bukan sekadar kendaraan tua. Ia adalah teman setia, simbol kecintaan, dan bagian dari kisah hidup yang tak ternilai harganya.

Mobil VW: Ikon Legendaris yang Tak Lekang Waktu

Kalau ngomongin mobil klasik yang punya cerita panjang, VW alias Volkswagen pastinya. Dari generasi kakek-nenek sampai anak muda zaman sekarang, mobil ini masih saja jadi bahan obrolan. Uniknya, VW bukan sekadar mobil, tapi sudah jadi bagian dari gaya hidup dan sejarah otomotif dunia.

Asal-usul: Mobil Rakyat dari Jerman

VW kepanjangan dari Volkswagen, yang artinya “mobil rakyat” dalam bahasa Jerman. Mobil ini lahir di era 1930-an ketika pemerintah Jerman ingin membuat kendaraan murah, untuk masyarakat biasa. Dari situlah lahir model yang paling legendaris: VW Beetle, atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Kodok.

Bentuknya bulat, lucu, dan gampang dikenali. Jangan salah, walaupun kecil, VW Kodok ini tangguh. Bahkan banyak yang bilang mesinnya bandel dan tahan banting.

VW di Indonesia: Dari Kodok sampai Kombi

Di Indonesia, VW punya tempat spesial di hati penggemarnya. Si VW Kodok dulu sempat jadi mobil favorit, bukan cuma karena irit tapi juga karena karakternya unik. Lalu ada VW Kombi, mobil bongsor yang sampai sekarang sering dipakai buat campervan alias rumah berjalan.

Kombiidentik banget sama vibes petualangan, jalan-jalan ke pantai, buka pintu samping, pasang kursi lipat, terus bikin kopi sambil lihat sunset. Rasanya kayak hidup di dunia fantasi.

Baca Juga  Pedagang GOR Ahmad Yani Mencak-mencak, Relokasi Mendadak ke Tenda Tanpa Fasilitas

Kenapa VW Masih Digemari?  Padahal, mobil-mobil VW klasik ini usianya udah puluhan tahun. Tapi kenapa masih banyak yang cinta? Ada beberapa alasannya:

Desain unik – bentuknya timeless, nggak bakal ketinggalan zaman.

Mesin sederhana – gampang diperbaiki, bahkan sama bengkel biasa.

Komunitas solid – pecinta VW biasanya punya ikatan kuat, sering bikin gathering atau touring bareng.

Nilai nostalgia – banyak orang yang punya kenangan dengan mobil VW, entah dipakai orang tua dulu atau jadi mobil pertama mereka.

Dari Klasik ke Modern

Sekarang, Volkswagen nggak cuma dikenal lewat Kodok atau Kombi. Mereka sudah bikin banyak mobil modern seperti VW Golf, VW Polo, sampai SUV canggih. Bahkan VW juga ikut meramaikan dunia mobil listrik dengan seri ID.4 dan ID.Buzz yang terinspirasi dari Kombi klasik. Jadi, dari masa ke masa, VW tetap berusaha menjaga tradisi sambil menyesuaikan diri dengan zaman.

Penutup

Bisa dibilang, VW itu bukan sekadar mobil, tapi simbol perjalanan hidup, nostalgia, dan kreativitas. Entah kamu pecinta mobil klasik yang suka merawat VW Kodok. Atau penggemar teknologi yang naksir mobil listrik VW terbaru, satu hal yang pasti: VW selalu punya cara bikin orang jatuh cinta.***

Penulis : Agus Purwoko

Editor : Gusmo

Sumber Berita: Liputan

Berita Terkait

Sejarah Panjang PO Akas, Dari Bengkel Hingga Sasana Tinju Dunia
Warga Kota Probolinggo Bikin Pompa Air Otomatis Tanpa Kran, Ini Manfaatnya

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:53

VW Kodok Biru Bandyk Soetrisno: Teman Setia di Masa Pensiun

Selasa, 17 Juni 2025 - 08:31

Sejarah Panjang PO Akas, Dari Bengkel Hingga Sasana Tinju Dunia

Kamis, 15 Mei 2025 - 18:28

Warga Kota Probolinggo Bikin Pompa Air Otomatis Tanpa Kran, Ini Manfaatnya

Berita Terbaru